PARENTS ROLE IN OPTIMIZING INDEPENDENCE CHILDREN WITH SPECIAL NEEDS IN SURAKARTA

Kanti Suratih, Erindra Budi Cahyanto, Indarwati Indarwati, Annisa Andriyani

Abstract


The number of Children with Special Needs (ABK) in Indonesia reaches 4.2 million people aged between 5 to 14 years or school age. Children with special needs who are born in less than optimal mental and physical conditions certainly make parents sad, unprepared and unable to accept them for various reasons. Moreover, the reason for embarrassing the child as a result is not a few who then treat the child less well and ignore efforts to make the child more independent. Independence will create a positive impact on children's development, so efforts to educate independence are taught to children as early as possible which is synchronized with the child's abilities. The independence of ABK is taught by parents and families who play a role in nurturing, guiding and helping direct children so that they can become independent individuals. Objective: To determine the correlation of parental gait to the level of independence of ABK Surakarta City. This research is a quantitative study, with a cross sectional approach, 60 respondents using the total population method. This research instrument means a questionnaire, the analysis uses the chi square statistical test. The results of the study: bivariate test of parental gait with a level of independence using a chi square p value of 0.006. Conclusion: there is a significant relationship between the role of parents and independence in children with special needs in Surakarta City.

 

Keywords: children with special needs; independence; parents' gait

 

 

ABSTRAK

 

Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Indonesia mencapai angka 4,2 juta jiwa yang berusia antara 5 sampai 14 tahun atau usia sekolah. Anak berkebutuhan khusus yang lahir dalam keadaan  mental  dan fisik yang kurang optimum tentunya membuat orang tua sedih, tidak siap serta  tidak mampu menerimanya berbagai alasan. Terlebih lagi alasan membuat malu sebagai akibatnya tidak  sedikit yang kemudian memperlakukan anak tadi secara kurang baik dan mengabaikan usaha-usaha untuk membuat anak menjadi lebih mandiri. Kemandirian akan menciptakan dampak yang positif bagi perkembangan anak, maka usaha mendidik kemandirian diajarkan pada anak sedini mungkin yang disinkronkan dengan kemampuan anak. Kemandirian ABK diajarkan oleh  orangtua  dan keluarga yang berperan dalam mengasuh, membimbing serta membantu mengarahkan anak supaya dapat menjadi pribadi yang mandiri.Tujuan: mengetahui korelasi kiprah orangtua terhadap tingkat kemandirian para ABK Kota Surakarta.  Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional, responden penelitian sebesar 60 responden memakai metode total populasi. Instrumen penelitian ini artinya kuesioner, analisis menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian: uji bivariate kiprah orangtua dengan tingkat kemandirian  menggunakan chi square p value 0,006. kesimpulan: ada hubungan yang significant antara peran orangtua dengan kemandirian pada anak berkebutuhan khusus di Kota Surakarta .

 

Kata kunci : anak berkebutuhan khusus , kemandirian, , kiprah orang tua

 

 


Full Text:

PDF

References


Mega, Deti. (2020). Tantangan anak berkebutuhan khusus di era pandemic. Kompas.com. Diakses 21 Februari 2021

Ekawati, Y. (2016). Pelaksanaan Pembelajaran Pengembangan Diri Memakai Kaos Kaki dan Sepatu Pada Anak Autis Kelas I SDLB di SLB Khusus Autis Bina Anggita. Jurnal Widia Ortodidaktika. Vol 5 No 12. Diakses pada tanggal 21 Ferbruari 2021

Faradina, Novita. (2016).. Penerimaan diri pada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Jurnal Psikoborneo, Vol 4 No 1

Irianto,K.( 2014). Ilmu Kesehatan Anak. Bandung : Alfabeta

Kementrian PPA. (2013). Panduan penanganan

anak berkebutuhan khusus bagi pendamping

(orang tua, keluarga, dan masyarakat). /www.kemenpppa.go.id. Diakses pada 12 April 2022

Marlina. (2015). Assesment anak berkebutuhan khusus. Padang :UNP Press

Maulipaksi, Desliana. (2017). Sekolah inkulsi dan pembangunan membantu Pendidikan inklusi. www.kemdikbud.go.id. Diakses 25 Feburai 2021

Mohith,T. (2015). Pendidikan keperawatan jiwa.Yogyakarta : Cv Andi Offset

Sunu, C. (2012). Unlocking Autism. Yogyakarta :Lintang Terbit

Tuegeh, J., R., F. Rompas., dan D. Ransun. (2012). Peran Keluarga Dalam Memandirikan Anak Retardasi Mentaldi Yayasan Pembinaan Anak Cacat Manado Tahun 2011.Juperdo,Vol 1, No 1. Diakses pada 21 februari 2022.

Vitasari, N., dan Badiah, A. (2013). peran orangtua pengasuh dan kemandirian anak. Jurnal media ilmu kesehatan. Vol 20 No 2 Agustus 2013. Di akses tanggal 12 agustus 2017

Wardani, N.,S, Suriadi dan M, Fauzi, (2015). Hubungan peran orangtua dengan kemandirian anak retardasi mental di SLBN Dharma asih pontianak. jurnal keperawatan dan kesehatan, Vol V No 2 April 2015. Di akses pada tanggal 12 agustus 2017

Widyantoro, E. S., F. Ngere., dan M. Suhadi. (2015). Membangun kemandirian siswa autis di rumah autis kota bandung. Jurnal ilmu komunikasi. Vol II No 2. Di akses pada tanggal 25 februari 2017.

Wiryadi, Siti S. (2017.) : Pola asuh orangtua dalam upaya pembentukan kemandirian anak down syndrome x kelas d1/c1 di slb negeri 2 padang

Wuwungan, Novita. (2016). Peran komunikasi interpersonal guru dan siswa tunarungu dalam meningkatkan sikap kemandirian anak berkebutuhan khusus di sekolah pembina luar biasa provinsi kalimantan timur. eJournal Ilmu Komunikasi, 2016, 4 (4): 294-304. Diakses 30 Februari 2021




DOI: http://dx.doi.org/10.34310/jskp.v9i1.527

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal Smart Keperawatan diterbitkan oleh STIKes Karya Husada Semarang ISSN 2301-6221, E-ISSN 2502-5236